Cigombong,
PARAMETER
![]() |
Tempat Jatuhnya Shukoi |
Puluhan Tim SAR gabungan yang terdiri
atas anggota TNI, Polri, Basarnas, dan sukarelawan mendekati target lokasi
jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100, di kawasan Gunung Salak, perbatasan Sukabumi
dan Kabupaten Bogor.
Tim ini membuka posko yang terbagi dalam dua jalur evakuasi di
Kampung Loji Desa Pasir Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor, Jawa
Barat. Ketua Umum Search And Rescue (SAR) Kabupaten Sukabumi Okih Fajri
Asidik mengatakan berdasarkan hasil foto udara. Sebab, dari sumber yang berbeda
menyebutkan pesawat jatuh di kawasan Gunung Salak pada koordinat 06.43,01 LS
106 derajat 44 menit 41 detik di atas ketinggian 1.800 meter. Dan, ketinggian 1.800 meter kawasan Gunung
Salak dengan titik koordinat 06 derajat, 42 menit 61,3 detik.
"Evakuasi
pencarian dilakukan melalui jalur Desa Loji Kecamatan Cigombong Kabupaten
Bogor. Dari hasil foto udara, ada tebing bekas ketabrak dan pohon serta tanah
tergerus," kata Okih kepada Media Indonesia di Kampung Loji Desa Pasir
Jaya Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor
minggu lalu.
Untuk
mencapai lokasi ditemukannya koordinat bangkai peswat, diperlukan waktu antara
8-10 jam perjalanan. "Satu jalur melalui Cihideung Bogor dan satu lagi
dari Kampung Loji. Jika menghitung waktu, untuk mencapai lokasi sekali jalan
lebih kurang 8-10 jam perjalanan. Jadi ada kemungkinan tim tiba di lokasi
sekitar jam 10 malam. Sekarang pencarian memang dipusatkan melalui jalur
Cihideung dan Loji Kabupaten Bogor. Sementara posko di Cidahu Kabupaten
Sukabumi sudah dibongkar," terangnya.
Sementara Koordinator Tim Penyelamat dan Pencarian korban jatuhnya
pesawat Sukhoi SSJ 100 di Posko Utama, Kampung Pasir Manggis, Desa Cipelang,
Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Kol Inf. A.M. Putranto menyebutkan Tim SAR
sudah melintasi posisi ketinggian 1.911 meter Gunung Salak dan akan naik
kembali ke ketinggian 2.086 meter, kemudian turun lagi ke ketinggian 1.800
meter di mana lokasi jatuhnya pesawat tersebut.
"Namun,
ada kendala lokasi yang terjal dan posisi pesawat yang berada di tebing dengan
kemiringan 85 derajat dan kedalaman sekitar 250 meter akan menyulitkan dalam
melakukan evakuasi. Saya berharap pada hari Jumat (11/5 -Red) besok, tim sudah
sampai ke lokasi di mana jatuhnya pesawat tersebut,” katanya kepada wartawan di
posko utama.
Dia
menambahkan pihaknya menyiagakan sebanyak 1.353 personel gabungan TNI, Polri,
Basarnas, dan sukarelawan. Tim berencana melakukan evakuasi melalui jalur darat
karena berdasarkan karakteristik lokasi yang terjal tidak memungkinkan evakuasi
melalui jalur udara.
Sukhoi Superjet (SSJ) 100
hilang kontak dengan Air Traffic Control Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng pada
Rabu (9/5/2012) dan ditemukan serpihannya pada hari Kamis ini di Gunung Salak.
Banyak kejanggalan pada joy flight penerbangan SSJ-100 ini.
RUTE JOY FLIGHT
![]() |
Pilot dan Pramugari Sebelum Terbang |
Kejanggalan
ini diungkapkan pengamat penerbangan Samudera Sukardi, yang juga mantan
petinggi Pelita Air. Joy flight yang dilakukan pesawat Sukhoi Superjet100 dari
Bandara Halim Perdanakusuma, melewati rute Pelabuhan Ratu yang melintasi
wilayah pegunungan yang gelap. Hal ini dinilai tidak lazim karena biasanya joy
flight dilakukan pada rute yang lebih terang, yakni melintasi wilayah laut.
"Untuk joy flight seharusnya mengambil rute Krakatau, melewati wilayah
laut yang terang. Tapi ini melewati Pelabuhan Ratu, melewati wilayah pegunungan
yang gelap," ujar pengamat penerbangan, Samudera Sukardi, saat dihubungi
detikcom, Rabu (8/5/2012) malam. Samudera menuturkan, joy flight atau penerbangan
demonstrasi biasa dilakukan di atas wilayah laut yang terang. Baik pesawat
jenis besar, sedang, hingga kecil, seperti Bombardier dan Cessna Caravan,
selalu melintasi wilayah laut. "Selama ini, joy flight belum pernah ke
arah situ. Selalu lewat wilayah laut," tuturnya. Nah, siapa yang
mengizinkan rute joy flight yang janggal itu?
Kementerian
Perhubungan (Kemenhub) menguraikan garis besar perizinan pesawat asing bisa
terbang di Indonesia. Ada 2 prosedur untuk itu. "Untuk terbang di wilayah
udara Indonesia ada 3 instansi yang mengeluarkan izin. Kemenlu untuk diplomatic
clearance, Kemenhan untuk security clearance dan Kemenhub untuk hak angkut dan
teknis pesawat," jelas Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian
Perhubungan (Kemenhub) Bambang S Ervan. Untuk Indonesia dan Rusia, kedua negara
sudah memiliki Airworthiness Bilateral Agreement. Artinya, mengakui sertifikasi
yang dikeluarkan penerbangan sipil masing-masing negara. "Hal ini
menjadikan dasar hak angkutnya," jelas dia.
Kemudian
saat prosedur tersebut sudah dilalui, prosedurnya kemudian perusahaan
penerbangan, dalam hal ini perantara Sukhoi, PT Tri Marga Rekatama dan pihak
Sukhoi harus mengajukan flight plan ke Air Traffic Service (ATS) yang mengatur
lalu lintas udara. Flight plan ini ada 2, yang satu diserahkan ke ATS dan
satunya dibawa pihak pilot. "Kan harus disetujui dulu (oleh ATS) baru
dibawa. Kalau dia nggak bawa dia mau terbang ke mana," jelas Bambang
masalah perizinan ini juga akan diinvestigasi oleh KNKT.
Kemenhub
menegaskan belum mengeluarkan sertifikat layak terbang standar Indonesia bagi
pesawat Sukhoi Superjet 100. Alasannya pesawat buatan Rusia tersebut memang
belum resmi didatangkan oleh para maskapai dan belum akan dioperasikan di
Indonesia secara komersial. "Kalau ada permintaan, kita akan menguji,
sekarang ini kan masih tahap promosi," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas
Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Ishaful Hayat kepada detikFinance,
Kamis (10/5/2012)
Di
satu sisi, PT Tri Marga Rekatama mengakui bahwa rute itu atas permintaan pilot
Sukhoi sendiri. "Itu atas permintaan penerbangnya. Di antara penerbang itu
juga kan ada dari kita, sudah hafal rute," jelas Sunaryo dari PT Trimarga
Rekatama, saat dihubungi detikcom, Kamis (10/5/2012). Jadi, rute itu pun tidak
serta merta diputuskan mendadak. Rute itu sudah didiskusikan lebih dahulu. Para
penerbang ini juga sudah berkoordinasi dengan pihak terkait. Sunaryo juga memastikan Alexander
Yablontsev, Pilot In Command (PIC) telah mengetahui medan Gunung Salak.
"Oh dia tahu karena sebelum berangkat, dia mempelajari map dari rute
penerbangan," kata Sunaryo dalam jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusumah,
Jakarta, Kamis (10/5/2012).
IZIN TURUN KE 6 RIBU KAKI
Pesawat
SSJ-100 ini hilang kontak setelah 21 menit lepas landas dari Bandara Halim
Perdanakusumah, tepatnya pada pukul 14.33 WIB. Saat hilang kontak, ATC di
Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng menerima permintaan dari pilot untuk turun
dari ketinggian 10 ribu kaki kepada 6 ribu kaki. "Baru melaporkan akan
turun itu, belum (diizinkan). Biarkan KNKT yang melakukan investigasi untuk
itu," jelas Bambang S Ervan ketika dikonfirmasi mengapa Air Traffic
Control (ATC) mengizinkan turun pesawat itu ke ketinggian 6 ribu kaki.
Dari
Basarnas, humas Basarnas Gagah Prakoso mengatakan hal itu merupakan inisiatif
pilot. Belum diketahui apakah langkah itu ditempuh karena cuaca buruk atau
faktor lain. Saat pilot meminta izin, ATC belum memberi jawaban. "Belum
sempat dijawab, tapi sudah hilang kontak," ungkapnya. Perwakilan PT Trimarga
Rekatama mengatakan, Sukhoi hendak mengambil ketinggian dengan turun di 6 ribu
kaki. Namun menjadi tanda tanya, ketinggian di Gunung Salak sekitar 7 ribu
kaki. Apa tidak takut menabrak? "Saya juga heran kenapa diizinkan,"
kata Sunaryo dari PT Trimarga Rekatama. Misteri soal apakah pesawat tersebut
diizinkan turun atau tidak ini yang perlu diketahui. Lagi-lagi, tugas KNKT
untuk menginvestigasinya.
SINYAL DARURAT TIDAK TERDETEKSI
SINYAL DARURAT TIDAK TERDETEKSI
Pesawat
SSJ-100 ini saat hilang kontak, tidak mengirimkan sinyal darurat, yang dikenal
dengan Emergency Locator Transmitter (ELT), yang langsung memancarkan sinyal
dalam keadaan darurat. Hal tidak
adanya sinyal darurat ini disampaikan oleh humas Basarnas, Gagah Prakoso. Tak
hanya ATC Halim, tapi Singapura dan Australia tak mendeteksi sinyal yang biasa
dipakai saat pesawat ada gangguan itu. "Tidak ada sinyal yang kami terima.
Singapura dan Australia juga tidak," kata Kepala Humas Basarnas Gagah
Prakoso di Terminal Kedatangan Halim Perdanakusumah, Kamis (10/5/2012).
Gagah menyebutkan, jika pesawat mengalami gangguan, maka emergency signal akan dikirim ke Air Traffic Control (ATC) terdekat. Dalam kasus ini, biasanya Singapura dan Australia juga bisa mendeteksi.
Gagah menyebutkan, jika pesawat mengalami gangguan, maka emergency signal akan dikirim ke Air Traffic Control (ATC) terdekat. Dalam kasus ini, biasanya Singapura dan Australia juga bisa mendeteksi.
"Tapi
ini tidak ada. Untuk lebih jelasnya, kita tunggu KNKT," jelasnya.
Padahal
spesifikasi pesawat dari situs Sukhoi, SSJ-100 ini dilengkapi pendeteksi
kegagalan sistem. Termasuk dilengkapi Traffic Collision Avoidance System (TCAS)
generasi kedua alias sistem yang bisa mendeteksi bila pesawat itu akan
mengalami tumbukan dengan pesawat atau obyek lain. Sistem avionik SSJ 100
memiliki keunggulan keselamatan penerbangan dan kehandalan yang tinggi.
SINYAL HP MASIH MENYALA
![]() |
TIM SAR |
SSJ-100
diberitakan hilang kontak denan ATC Cengkareng pada pukul 14.33 WIB. Namun,
telepon seluler alias HP 2 wartawan majalah Angkasa, Didi Yusuf dan Dodi
Aviantara, masih aktif saat dihubungi pukul 17.00 WIB. Tapi keduanya tidak
mengangkat telepon. "Benar, kami sudah cek. Keduanya ada dalam
manifes," ujar editor majalah Angkasa, Dudi Sudibyo, ketika dihubungi
detikcom, Rabu (9/5/2012).Dudi mengatakan pihak Angkasa telah mencoba
berkali-kali menghubungi kedua jurnalisnya, namun tidak ada jawaban dari
mereka. "Terakhir kami coba pukul 17.00 WIB kami kontak, nadanya masuk.
Tapi tidak ada jawaban," jelasnya. Nah,
apakah sinyal HP yang masih menyala ini juga mempengaruhi penerbangan itu? Kunci semuanya, ada pada black box
atau kotak hitam yang berada dalam badan pesawat, apakah karena human error
atau faktor cuaca? Black box inilah yang merekam percakapan pilot-ATC pada Cockpit
Voice Recorder (CVR) dan data-data penerbangan dalam Flight Data Recorder
(FDR).
Ketua
KNKT Tatang Kurniadi mengatakan juga sudah meminta rekaman percakapan pilot-ATC
yang dimiliki ATC untuk keperluan investigasi. Tentunya, rekaman confidential,
tak bisa diketahui publik selama investigasi KNKT dilakukan. Hal ini karena pernah ada kasus, data
percakapan pilot-ATC dalam rekaman kotak hitam beredar dalam kasus jatuhnya
AdamAir KI 574 yang jatuh di Majene, Sulbar pada 2008 lalu sebelum KNKT merilis
hasil investigasinya. Panjang memang investigasi yang dilakukan KNKT hingga
akhirnya bisa dibuka ke publik, berbilang bulan bahkan tahun. AdamAir KI 574
yang jatuh di perairan Majene, Sulawesi Barat pada 1 Januari 2007 baru bisa
ditemukan kotak hitamnya pada 28 Agustus 2007. Hasil investigasi itu kemudian
diumumkan Maret 2008. Kecelakaan
pesawat Merpati berjenis MA-60 di Kaimana, Papua pada Mei 2011 baru dirilis
hasilnya pada Mei 2012 lalu. Jadi, mari menunggu hasil investigasi KNKT.
hotman es/ jhon s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar