Pantai Cermin, PARAMETER
Tardisi ceng beng atau biasa disebut sembayang
leluhur setiap tahunnya dilakukan oleh masyarakat Tionghoa. Di Kabupaten
Serdang Bedagai, diantaranya lokasi pemakaman Tionghoa Pantai Cermin,
Perbaungan dan Sei Rampah, dikunjungi oleh ribuan peziarah dari berbagai kota
maupun negara di seluruh dunia.
“Peziarah yang datang kebanyakan perantau yang telah
lama meninggalkan kampung halamannya. Tak sedikit yang pulang untuk
melaksanakan tradisi sembayang leluhur di perkuburan Tionghoa yang berada di
Kabupaten Sergai,” ucap anggota DPRD Sergai, Budi SE ketika ditemui
diperkuburan Tionghoa Pantai Cermin,Jumat (30/3).
Ribuan peziarah berasal dari atau luar Sergai
tersebut, sambung Budi, memberikan banyak manfaat, terutama dapat menghidupkan
serta meningkatkan perekonomian daerah, contohnya disektor pariwisata Kabupaten
Sergai. Seperti, obyek wisata Pantai Cermin Theme Park, Pondok Permai, Lestari
Indah, Gudang Garam, Mutiara 88, Kuala Putri dan Sri Mersing di Kecamatan
Pantai Cermin menjadi tujuan wisata peziarah.
“Selain menjalankan tradisi warga suku Tionghoa dan
menunjukkan baktinya kepada orang tua dan leluhur, dengan melakukan ziarah.
Sekembalinya para perantau yang sukses di berbagai tempat ini, menjadi salah
satu peluang dan menjadi perhatian dalam meningkatkan pendapatan asli daerah
(PAD) Pariwisata Sergai, khususnya pariwisata Pantai Cermin,” kata anggota DPRD
dari Partai Gerinda tersebut.
Budi SE didampingi kedua orangtuanya bernama Lim Ing
Sun dan Tan Mei Hua usai nyekar leluhurnya yang dimakamkan di perkuburan
Tionghoa Desa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin, dalam kesempatannya
mengucapkan terima kasih kepada Bupati Sergai, Ir HT Erry Nuradi MSi, Kapolres
Sergai, AKBP Arif Budiman SIK MH, Dandim 02/04 Deliserdang, Letkol Arh Wawik
Dwinanto SSos dan Muspika Pantai Cermin serta khususnya masayarakat Sergai yang
sudah berperan dan menyamakan persepsi dalam menciptakan suasana kondusif.
“Kami mewakili masyarakat etnis Tionghoa dari atau
luar Sergai berterima kasih kepada Muspida yang telah bekerjakeras dan saling
bekerjasama menjaga Kabupaten Sergai tetap kondusif. Hasil dari tugas berat
yang diemban Muspida ini, dapat dirasakan oleh etnis Tionghoa yang berada di
Sergai maupun diluar Sergai. Soalnya, dari rencana kenaikan BBM bersubsidi yang
sempat diprotes warga dari sejumlah daerah dengan menggelar aksi demo, namun di
Sergai tetap kondusif,” ungkap Budi.
Berkaitan dengan akan berakhir tradisi ceng beng 5
April mendatang dengan rencana kenaikan BBM bersubsidi, Budi sebagai wakil
rakyat (DPRD Sergai-red) menegaskan, kepada masyarakat etnis Tionghoa,
khususnya dari luar kota maupun negara agar tetap kembali untuk melakukan
sembayang leluhur.
Sebab, masyarakat
di Kabupaten Sergai mampu berperan dalam menciptakan suasana kondusif,
diantaranya menciptakan suasana kekeluargaan dengan mempererat tali silaturahmi
dan menjalin kebersamaan lintas etnis. Dengan semangat multikultural inilah
maka tetap terjaga kebersamaan dalam persaudaraan di Kabupaten Sergai, ucap
Budi SE yang juga selaku ketua INTI Sergai tersebut.
Terpisah, pengelola
Pondok Permai, A Som alias Meryanto mengaku, tradisi ceng beng yang
dilaksanakan setiap tahun tersebut berpengaruh dengan peningkatan pengunjung ke
lokasi wisata bahari yang ada di Pantai Cermin. “Sejak warga etnis Tionghoa
melakukan sembayang leluhur di sejumlah perkuburan Tionghoa yang ada di
Kabupaten Serdang Bedagai, seperti di perkuburan Tionghoa Pantai Cermin. Lebih
sepekan Pondok Permai pengunjungnya yang umumnya peziarah, menjadi meningkat
menjadi 50 persen dibandingkan hari biasa,” ujar A Som. Dina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar