Tapanuli Tengah, PARAMETER
![]() |
Gedung Sekolah Yang Sudah Lapuk Termakan Usia |
Pemerintah telah mengelontarkan dana besar untuk biaya pembangunan
sarana dan prasarana pendidikan. Baik itu melalui dana APBN maupun dana APBD
melalui program BOS, DAK, Block Grant, Roll sharing.
Sepertinya dana-dana program tersebut belum juga dapat menyentuh
masyarakat pedesaan dan pengunungan.
Sungguh memilukan hati, ditengah gencarnya pemerintah membuat
program, tapi dana tersebut sepertinya tidak tepat sasaran dan tepat guna.
Salah satu contoh gedung sekolah dasar Sialogo dengan jumlah murid
sebanyak 230 siswa, hanya di didik 3 orag pengajar yang berstatus PNS yang
terletak diwilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dengan potensi sumber daya alamnya
yang menjajikan. Sekolah tersebut seperti ungkapan “Hidup Segan Mati tak Mau” karena tinggal menunggu korban jatuh, agar
pemerintah memperhatikannya.
Mengingat usia gedung sekolah
yang sudah sangat tua, semua fisik bangunan sudah tidak layak pakai,
baik itu atap, dinding yang terbuat dari kayu, serta fasillitas lainnya sudah
keropos termakan usia.
Yang sangat dikawatirkan, ketika dalam proses belajar mengajar
dengan cuaca yang tidak menentu sekarang ini, akan berdampak buruk terhadap
siswa/i dan para pendidik. Kalau dimusim penghujan, proses belajar mengajar
terpaksa harus di hentikan karena atap gedung yang terbuat dari seng sudah
keropos alias bocor.
Menurut salah satu pengajar di sekolah tersebut, sudah sering
mengusulkan kepada pihak pemerintahan melalui Dinas Pendidikan, tapi sampai
saat ini tidak pernah ada realisasinya.
Terkait masalah gedung sekolah yang sudah memprihatinkan, Kepala
Desa, A Halawa angkat bicara, “kalau memang Pemerintah sudah tidak peduli dan
perhatian dan tidak merespon pengajuan yang telah dikirimkan oleh pengajar,
saatnya kita membangun dengan swakelola masyarakat secara bertahap”. Karena
siswa/i yang belajar disini adalah anak-anak Desa ini, kita harus mendukung
demi meningkatkan SDM mutu anak-anak, ujarnya.
Menurut M. Hutagalung ketua LSM Lippan Sumut, memohon perhatian
penuh dari aparat pemerintah ketertinggalan pembangunan di bidang pendidikan,
dan KUPT meninjau para kepala sekolah dan guru yang bolos, agar member teguran,
atas kelalaian tugas, supaya proses pengajaran dari semua mata pelajaran itu
tidak ketinggalan karena guru yang jarang hadir, sehingga mutu pendidikan itu
tidak kurang. GeaSeti/baho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar