Laman

Kamis, 05 April 2012

Gedung SD Sialogo “Hidup Segan Mati Tak Mau”


Tapanuli Tengah, PARAMETER

Gedung Sekolah Yang Sudah Lapuk Termakan  Usia
Pemerintah telah mengelontarkan dana besar untuk biaya pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Baik itu melalui dana APBN maupun dana APBD melalui program BOS, DAK, Block Grant, Roll sharing.
Sepertinya dana-dana program tersebut belum juga dapat menyentuh masyarakat pedesaan dan pengunungan.
Sungguh memilukan hati, ditengah gencarnya pemerintah membuat program, tapi dana tersebut sepertinya tidak tepat sasaran dan tepat guna.

Salah satu contoh gedung sekolah dasar Sialogo dengan jumlah murid sebanyak 230 siswa, hanya di didik 3 orag pengajar yang berstatus PNS yang terletak diwilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dengan potensi sumber daya alamnya yang menjajikan. Sekolah tersebut seperti ungkapan “Hidup Segan Mati tak Mau”  karena tinggal menunggu korban jatuh, agar pemerintah memperhatikannya.
Mengingat usia gedung sekolah  yang sudah sangat tua, semua fisik bangunan sudah tidak layak pakai, baik itu atap, dinding yang terbuat dari kayu, serta fasillitas lainnya sudah keropos termakan usia.
Yang sangat dikawatirkan, ketika dalam proses belajar mengajar dengan cuaca yang tidak menentu sekarang ini, akan berdampak buruk terhadap siswa/i dan para pendidik. Kalau dimusim penghujan, proses belajar mengajar terpaksa harus di hentikan karena atap gedung yang terbuat dari seng sudah keropos alias bocor.
Menurut salah satu pengajar di sekolah tersebut, sudah sering mengusulkan kepada pihak pemerintahan melalui Dinas Pendidikan, tapi sampai saat ini tidak pernah ada realisasinya.
Terkait masalah gedung sekolah yang sudah memprihatinkan, Kepala Desa, A Halawa angkat bicara, “kalau memang Pemerintah sudah tidak peduli dan perhatian dan tidak merespon pengajuan yang telah dikirimkan oleh pengajar, saatnya kita membangun dengan swakelola masyarakat secara bertahap”. Karena siswa/i yang belajar disini adalah anak-anak Desa ini, kita harus mendukung demi meningkatkan SDM mutu anak-anak, ujarnya.
Menurut M. Hutagalung ketua LSM Lippan Sumut, memohon perhatian penuh dari aparat pemerintah ketertinggalan pembangunan di bidang pendidikan, dan KUPT meninjau para kepala sekolah dan guru yang bolos, agar member teguran, atas kelalaian tugas, supaya proses pengajaran dari semua mata pelajaran itu tidak ketinggalan karena guru yang jarang hadir, sehingga mutu pendidikan itu tidak kurang. GeaSeti/baho

Tidak ada komentar:

Posting Komentar